Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin (dok.rol) |
Menurut Amin, hasil Konferensi Turki tahun 2016 tentang penerapan kalender Hijriyah Global akan kembali dibahas pada seminar ini. “Pembahasan nanti sedikit banyak menanggapi hasil Konferensi Turki 2016 lalu,” ujar Amin dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (24/11).
Konferensi Islam Internasional di Istanbul, Turki, menyepakati penerapan Kalender Hijriyah Global di seluruh dunia. Kalender Hiriyah global ini didasarkan pada penglihatan astronomi terhadap hilal, tanpa melupakan penglihatan secara kasat mata. Konferensi yang berlangsung pada Mei 2016 lalu itu diikuti para ulama, pakar atronomi dari 60 negara di dunia.
Hasil konferensi ini, kata Amin, akan menjadi salah satu bahan bahasan pada Seminar Internasional Fikih Falak yang diinisiasi Pemerintah Indonesia. Seminar ini akan dihadiri ahli falak dari 14 negara, yaitu: Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Turki, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Maroko, Yordania, Iran, Amerika Serikat, Inggris, India, dan Irlandia. Seminar ini akan mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Implementasi Kalender Global Hijriah Tunggal.”
“Seminar Falak Internasional ini bukan hanya hajat umat Islam Indonesia saja, tetapi juga dunia. Makanya, perlu kita perhatikan benar, teknis berjalannya acara,” ujar Amin
Tidak kurang 112 pakar ilmu falak dan astronomi Indonesia rencananya akan ambil bagian dalam seminar ini. Kegiatan akan dimulai dengan presentasi tiga narasumber utama, yaitu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan bahasan Fikih Kalender Hijriyah Global, dan Ketua LAPAN Thomas Jamaludin yang akan membawakan paper berjudul Unifikasi Kalender Hijriyah Global.
Sumber : kemenag.go.id/republika
0 komentar:
Posting Komentar