"Bagi kami begini, bagaimana bisa membantu masyarakat memperoleh pemimpin yang terbaik, dan memberikan kesempatan kepada seluruh putra terbaik negeri ini untuk ikut berkompetisi. Tugas berat parpol itu gimana menghadirkan sosok kuat dan tangguh bagi Indonesia ke depan. Itu yang harus diambil oleh parpol tanpa terkecuali," kata dia, Rabu (28/2).
Mulfachri melanjutkan, hingga saat ini belum ada pembicaraan apapun di internal partainya terkait siapa yang akan diusung menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2019 mendatang. Meski begitu, Mulfachri tidak menampik adanya pembicaraan nonformal terkait capres dari PAN, tetapi hal tersebut hanyalah wacana yang belum pasti.
Dia menambahkan siapapun tentu punya pendapatnya masing-masing tentang siapa yang layak maju di Pilpres. "Kalau pembicaraan nonformal, diberitain 10 hari juga enggak selesai, jadi enggak ada. Namanya juga pembicaraan nonformal. Tiap hari ada pembicaraan nonformal, itu wacana, mulai dari tukang parkir di kantor DPP sampai elit mewacanakan menurut persepsinya dan pengetahuannya," kata dia.
Mulfachri mengakui beberapa partai politik (parpol) sudah yang menyatakan sikap terkait dukungannya pada Pilpres 2019. Misalnya, PDIP yang memang dipastikan mengusung Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi Presiden. Lalu ada Nasdem yang konsisten mendukung di belakangnya.
Kemudian PKB yang mengusung Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar, untuk mendampingi Jokowi sebagai cawapres. Begitupun dengan Golkar, Hanura, dan PPP yang telah menyampaikan dukungannya mengusung Jokowi.
Namun, menurut Mulfachri, pernyataan dukungan dari parpol-parpol tersebut masih amat dinamis. "Segala kemungkinan masih bisa terjadi, jadi sekalipun ada parpol yang menyatakan dukungannya kepada Pak Jokowi, saya kira itu sesuatu yang masih bisa berubah. Misalnya teman-teman PDIP, Nasdem dan Golkar menyatakan dukung Jokowi itu juga sesuatu yang masih berubah kok," tambah dia.
sumber: republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar