Tawanan Palestina Bilal Kayid menangguhkan mogok makan yang dilakukan setelah dicapai kesepakatan di mana pihak kejaksaan Zionis berjanji tidak akan memperpanjang penahannya sebagai tahanan administratif (tanpa tuduhan dan proses hukum) yang berakhir masa penahanannya pada 12 Desember 2016 nanti.
Pengacara Kayid, Sahara Francis menyatakan, telah dicapai kesepakatan antara tim pembela Bilal Kayid dengan kejaksaan Zionis. Namun dia tidak menjelaskan detail tentang kesepakatan ini. Yayasan HAM Adh-Dhamir mengonfirmasi adanya kesepakatan ini dan hasil rincinya akan dirilis kemudian.
Bilal Kayid, yang kini masih mendekam di penjara Zionis, mengumumkan mogok makan sebagai protes karena perpanjang penahanan dirinya sebagai tahanan administratif setelah menjalani penahanan selama 14,5 tahun di penjara Zionis. Dan dia terus melakukan aksi mogok makan selama lebih dari dua bulan beruturt-turut.
Siapa Bilal Kayid? Tawanan Palestina ini lahir pada 30 November 1981 di desa Usairat di utara pinggiran propinsi Nablus.
Dia ditangkap dan ditahan pada tahun 2001 dan divonis penjara 14,5 tahun. Selama penahanannya, dia berpindah-pindah di antara penjara-penjara Zionis. Mayoritas anggota keluarganya tidak boleh mengunjunginya. Ayahnya meninggal pada Februari 2015 lalu.
Pada September 2015, otoritas penjajah Zionis memerintahkan agar Kayid dimasukkan dalam sel isolasi secara tiba-tiba di penjara Zionis Oohli Kedar tanpa diketahui sebabnya.
Pada 13 Juni lalu masa penahanan Kayid berakhir setelah mendekam selama 14,5 tahun. Namun di hari berakhirnya masa tahanan Kayid, otoritas penjajah Zionis mengeluarkan perintah penahanan Kayid sebagai tahanan administratif selama 6 bulan berikutnya.
Kalangan Palestina menilai, kesepakan yang dicapai pihak Kayid dengan kejaksaan penjajah Zionis ini merupakan kemenangan gerakan tawanan dalam menghadapi arogansi penjajah Zionis, yang bertindak sewenang-wenang terhadap tawanan Palestina. (asw)
sumber:melayu.palinfo
0 komentar:
Posting Komentar