Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah, saat konferensi pers di Kota Gaza, 23 Januari 2017. Foto: Ali Jadallah/Anadolu Agency |
LONDON, Kamis (Middle East Monitor): Amerika Serikat kemarin (31/1) memasukkan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah, ke dalam daftar teroris. Menurut keterangan yang dikeluarkan oleh Kantor Pengawasan Aset Departemen Keuangan Amerika Serikat (OFAC), yang dipublikasikan di situs resminya kemarin, Amerika Serikat “menambahkan Haniyah dalam daftar teroris dunia”.
Keputusan tersebut juga meliputi gerakan Palestina Al-Sabirin dan Hasm serta Lewa Al-Thawra di Mesir.
Mengenai hal ini, Sekretaris Negara AS Rex Tillerson membenarkan dimasukkannya Haniyah dan tiga gerakan tersebut sebagai “gerakan teroris fundamental dan tokoh teroris” yang mengancam stabilitas di Timur Tengah, menggerogoti proses perdamaian dan menyerang sekutu AS, Mesir dan ‘Israel’.
Ia mengatakan bahwa langkah yang diambil terhadap pimpinan Hamas serta tiga gerakan Palestina dan Mesir itu bertujuan untuk menghalangi mereka dari sumber daya yang mereka butuhkan untuk merencanakan dan meluncurkan serangan teroris.
Hamas telah masuk dalam daftar teroris AS sejak 1997 dan dimasukkan kembali dalam daftar tersebut pada 2001 sebagai organisasi teroris.
Hamas menyatakan keputusan AS itu “konyol”.
Juru bicara Hamas di Gaza Hazem Qassem menyatakan, dalam surel kepada situs berita China Xinhua, itu merupakan upaya gagal untuk menekan perlawanan bersenjata Palestina. “Ini tidak akan pernah mematahkan tekad kami untuk melanjutkan perlawanan dan bertahan dengan itu sehingga berhasil menyingkirkan penjajah ‘Israel’,” kata Qassem.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha)
sumber :sahabatalaqsha.com