News Update :

Nasional

Kabar Daerah

Pendidikan

Pemilu

Tampilkan postingan dengan label Info Palestina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info Palestina. Tampilkan semua postingan

Kakek Ber cucu 100 di tangkap Israel

Kamis, 01 Maret 2018 09.46

Israel Tangkap Kakek Berusia Lebih 90 Tahun

Pasukan penjajah Zionis pada Rabu (28/2/2018) menangkap Syaikh Ali Mustafa Wahsy berusia 92 tahun. Pria yang menjabat sebagai hakim klan ini merupakan tokoh reformasi klan yang menonjol di Tepi Barat. Dia ditangap dari rumahnya di desa al-Khidhir di selatan Betlehem, wilayah selatan Tepi Barat.

Salah seorang anak Wahsy, Ahmad, kepada koresponden Pusat Informasi Palestina mengatakan bahwa pasukan militer Zionis menyerbu rumah ayahnya pada pukul lima pagi. Mereka melakukan penggeledahan dan provokasi. Mengobrak-abrik isi rumah dan mengeluarkan penghuninya dari dalam rumah pada cuaca yang sangat dingin, sebelum akhirnya menangkap ayahnya yang sudah tua dan dibawa ke pusat penahanan di permukiman Yahudi Keryat Arba.

Menurut Ahmad, pasukan penjajah Zionis merampas senjata pribadinya yang mendapatkan izin dari Otoritas Palestina, yang digunakan dalam bertugas sebagai hakim klan.

Wahsy termasuk tokoh penting reformasi di Tepi Barat. Berbagai klan, suku, warga, dan kelompok-kelompok masyarakat menjadikannya sebagai rujukan untuk menangani setiap masalah yang terjadi pada mereka.

Syaikh Wahsy menderita sejumlah penyakit, terutama penyakit prostat. Dia memiliki 18 anak dan lebih dari 100 cucu.

sumber :palinfo.com

Amerika Serikat Masukkan Ismail Haniyah dalam Daftar Teroris

Jumat, 02 Februari 2018 11.46

Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah, saat konferensi pers di Kota Gaza, 23 Januari 2017. Foto: Ali Jadallah/Anadolu Agency
LONDON, Kamis (Middle East Monitor): Amerika Serikat kemarin (31/1) memasukkan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah, ke dalam daftar teroris. Menurut keterangan yang dikeluarkan oleh Kantor Pengawasan Aset Departemen Keuangan Amerika Serikat (OFAC), yang dipublikasikan di situs resminya kemarin, Amerika Serikat “menambahkan Haniyah dalam daftar teroris dunia”.
Keputusan tersebut juga meliputi gerakan Palestina Al-Sabirin dan Hasm serta Lewa Al-Thawra di Mesir.
Mengenai hal ini, Sekretaris Negara AS Rex Tillerson membenarkan dimasukkannya Haniyah dan tiga gerakan tersebut sebagai “gerakan teroris fundamental dan tokoh teroris” yang mengancam stabilitas di Timur Tengah, menggerogoti proses perdamaian dan menyerang sekutu AS, Mesir dan ‘Israel’.
Ia mengatakan bahwa langkah yang diambil terhadap pimpinan Hamas serta tiga gerakan Palestina dan Mesir itu bertujuan untuk menghalangi mereka dari sumber daya yang mereka butuhkan untuk merencanakan dan meluncurkan serangan teroris.
Hamas telah masuk dalam daftar teroris AS sejak 1997 dan dimasukkan kembali dalam daftar tersebut pada 2001 sebagai organisasi teroris.
Hamas menyatakan keputusan AS itu “konyol”.
Juru bicara Hamas di Gaza Hazem Qassem menyatakan, dalam surel kepada situs berita China Xinhua, itu merupakan upaya gagal untuk menekan perlawanan bersenjata Palestina. “Ini tidak akan pernah mematahkan tekad kami untuk melanjutkan perlawanan dan bertahan dengan itu sehingga berhasil menyingkirkan penjajah ‘Israel’,” kata Qassem.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha) 

Kampanye ‘Selamatkan Gaza’, Seruan untuk Bantu Ringankan Penderitaan Warga Gaza

Sabtu, 27 Januari 2018 11.04

foto anak Gaza (dok.Aqsatv.ps)
GAZA,: Himpunan Lembaga-lembaga Sosial di Jalur Gaza, kemarin (25/1), mengumumkan peluncuran kampanye “Selamatkan Gaza”, yang menyerukan kepada dunia agar segera memberikan dukungan kepada Gaza yang kondisinya semakin parah.
Ketua himpunan tersebut, Ahmad Al-Kurdi, dalam konferensi pers di Gaza menegaskan bahwa kondisi kemanusiaan di Gaza semakin parah akibat blokade yang terus berlangsung. Kampanye ini diluncurkan untuk menggerakkan masyarakat dunia agar ikut membantu memenuhi kebutuhan pokok warga Gaza.
Ahmad mengingatkan, banyak rumah sakit di Gaza yang tidak maksimal dalam beroperasi akibat krisis energi dan listrik sehingga menyebabkan meninggalnya 31 warga (13 anak-anak). Belum lagi 80% pabrik di Gaza tutup sehingga menyebabkan menurunnya produksi dan 85% mahasiswa di Gaza tidak mampu membayar biaya kuliah.
Oleh karena itu, Ahmad menyerukan kepada Otoritas Palestina agar bergerak meringankan penderitaan Gaza dari semua sektor dan menghentikan kebijakan zhalim mereka kepada Gaza. Seruan ini juga ditujukan kepada masyarakat dunia agar bergerak untuk menghentikan blokade Zionis atas Jalur Gaza. Pun, kepada UNRWA agar tetap menjalankan tanggung jawabnya dalam membantu Gaza, meskipun Trump memutuskan mengurangi bantuannya untuk UNRWA.
Terakhir, seruan kepada pemerintah Mesir agar membuka pelintasan Rafah secara rutin sehingga warga Gaza dapat keluar masuk dengan mudah dan bantuan ke Gaza mudah disalurkan.* (Aqsatv.ps | Sahabat Al-Aqsha)

Gaza Sambut Ramadhan dengan Krisis-krisis Berat

Senin, 05 Juni 2017 18.21

Bukan hal baru jika warga Jalur Gaza menyambut Ramadhan dengan berbagai krisis yang tak pernah lepas dari kekhidupan mereka. Bahkan krisis itu makin terbarui dari waktu ke waktu. Yang baru adalah bahwa krisis itu semakin bertambah dan berlipat-lipat sampai pada tahap paling berbahaya serta mengancam nyawa warga yang sakit, anak-anak dan wanita dan semua kelompok masyarakat di sana. 
Bukan hanya krisis blokade, penutupan perlintasan, pelarangan masuk ribuan bahan makanan, pelarangan umroh serta krisis obat-obatan, krisis pengangguran, krisis buruh dan lulusan akademisi, dan lainnya, namun ada krisis paling mendasar dan menentukan dalam kehidupan warga Palestina terutama krisis listrik, air dan gaji. 
Krisis Gaji 
Untuk pertama kalinya sejak perpecahan barisan internal Palestina, mendekati bulan Ramadhan, Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas mengancam Hamas yang menguasai Jalur Gaza dengan mengambil sejumlah langkah mengejutkan. Abbas mengklaim langkah itu akan menghentikan perpecahan. 
Langkah utama Abbas adalah mengurangi gaji 390-50% pegawai otoritas Palestina di Jalur Gaza yang sebagian besar mereka berafiliasi kepada Fatah. Ini akan berdampak kepada kehidupan politik, ekonomi dan sosial. 
Krisis gaji dan pengurangannya ini terjadi setelah gagalnya usaha mewujdukan rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas. Dimana Tim Pengelola Pemerintah yang bekerja di Gaza mencairkan 50% gaji pegawai di Jalur Gaza sejak lebih dari 3 tahun. 
Kondisi sulit pegawai pemerintah secara umum akan berimbas kepada realita ekonomi dan perbankan di Jalur Gaza terutama dalam hal daya beli di pasar dengan tingkat besar. 
Krisis Listrik 
Lebih dari 40 hari berturut-turut otoritas energi di Gaza mengumumkan pembangkit listrik berhenti beroperasi akibat habisnya stok bahan bakar yang diberikan oleh Qatar dan Turki. Di tengah ngototnya pemerintah Palestina di Ramallah menerapkan pajak khusus bahan bakar untuk operasional. 
Semantara jalur listrik dari Israel dan Mesir juga dihentikan sehingga listrik di Jalur Gaza makin buruk. Padahal belum ada solusi bagi krisis tersebut. 
Para pengamat menyebutkan kepada Pusat Informasi Palestina bahwa ini kali pertama krisis listrik atau berhenti beroperasinya pembangkit listrik dalam waktu lama dan berlangsung hingga berbulan-bulan. 
Aliran listrik masuk ke rumah warga Jalur Gaza kini paling lama 3-4 jam. Ini artinya, bulan Ramadhan mendatang akan berlangsung di tengah situasi hidup yang sulit. 
Krisis Air
Berdasarkan dinas air di Jalur Gaza, kondisi air di wilayah Palestina dalam bahaya. Sejumlah laporan lembaga internasional dan lokal selama beberapa tahun terakhir menunjukkan, Jalur Gaza mengalami kekurangan tajam persediaan air baik kualitas dan kuantitasnya. 
Untuk air minum, Jalur Gaza mengalami pengurangan tajam dan tingkat keasinan air karena limba air laut sangat tinggi. Jalur Gaza membutuhkan air setiap tahunnya dari 200-220 juta meter kubik. 
Jalur Gaza mengandalkan pasokan air tanah sebagai sumber utama yang menggunakan mesin pompa yang mengandalkan listrik. Warga Jalur Gaza mengeluhkan tidak ada pasokan listrik di waktu siang hari. (at/pip)

Pasukan Israel Lepaskan Tembakan ke Petani Palestina di Gaza

Minggu, 04 Juni 2017 18.15

Buldozer militer Israel melakukan serangan terbatas ke tanah Palestina di Jalur Gaza selatan pada Ahad (4/6) pagi. Tentara Israel juga menembaki petani Palestina dalam sebuah insiden terpisah di dekat Kota Gaza, tidak ada korban luka yang dilaporkan pada insiden itu.
Sumber lokal mengatakan kepada Ma’an yang dikutip MINA, pasukan Israel melepaskan tembakan ke lahan pertanian di sebelah tenggara Kota Gaza, memaksa para petani Palestina meninggalkan daerah tersebut.
Secara terpisah saksi mata mengatakan, empat buldoser Israel memasuki puluhan meter melewati daerah perbatasan ke kota Khuzaa dan meratakan tanah Palestina, sementara kendaraan militer Israel lainnya menunggu di sisi Israel dari pagar perbatasan.
Seorang jurubicara militer Israel mengatakan kepada Ma’an bahwa mereka menerima laporan itu.
Serangan militer Israel di wilayah Jalur Gaza yang terkepung dan di dekat “zona penyangga”, yang terletak di sisi darat dan laut Gaza, merupakan kejadian yang hampir setiap hari terjadi.
Orang-orang Palestina yang bekerja di dekat zona penyangga sering mendapat serangan dari pasukan militer Israel, karena pihak berwenang belum menjelaskan wilayah yang tepat dari zona yang ditentukan.
Tindakan tentara Israel ini pada dasarnya untuk menghancurkan sebagian besar sektor pertanian dan perikanan di wilayah pesisir Gaza yang diblokade.
Tentara Israel juga secara teratur menahan dan melepaskan tembakan ke nelayan, penggembala dan petani Palestina yang tidak bersenjata di sepanjang wilayah perbatasan, jika mereka mendekati zona penyangga/.mirajnews

Bank Dunia: Sumber Air di Tepi Barat dan Gaza “Sangat Langka”

Kamis, 24 November 2016 09.40


“Bank Dunia” mengatakan bahwa sumber-sumber air di Tepi Barat dan Jalur Gaza "sangat langka". Bank Dunia menggambarkan situasi sumber air di Jalur Gaza sebagai “bencana”.

Spesialis Air dan Sanitasi Bank Dunia, Adnan Ghosheh, menyatakan bahwa hanya 10% saja penduduk Jalur Gaza yang mendapatkan air minum yang aman. Sementara itu 90% di Tepi Barat.

Dia menambahkan bahwa air limbah yang tidak diolah atau diolah dengan buruk, yang berasal dari daerah padah penduduk dan dari kamp-kamp pengungsi di Gaza, meresap ke waduk air tanah atau mengalir ke laut Mediterania.

Dia menginngatkan, terjadi kelangkaan air yang dibarengi dengan meningkatkan permintaan air. Hal itu karena meningkatnya pertumbuhan penduduk yang jumlahnya saat ini mencapai dua juta jiwa. Ada masalah yang berkaitan dengan iar baik secara kuantitas atau kualitas. Hal ini menjadi kesulitan untuk mendapatkan air yang layak minum.

Pejabat Bank Dunia ini mengatakan bahwa 150 perusahaan di Gaza membuat semacam air desalinasi, yang diharapkan bisa menjadi air yang enak untuk diminum atau untuk memasak, akan tetapi hal itu belum sesuai dengan definisi sumber air yang aman.

Dia menyatakan bahwa krisis kelangkaan air ini semakin parah sejak sekitar 15 tahun terakhir, ketika persediaan air menurun dengan cepat, dan cara untuk mendapatkannya semakin sempit.

Bank Dunia menyebutkan bahwa untuk mendapatkan air di Tepi Barat juga menghadapi tantangan. Ada beberapa wilayah yang konsumsi individu terhadap air hanya 25-30 liter saja dari yang seharusnya 120 liter sesuai dengan rekomendasi organisasi kesehatan dunia (WHO). (was/pip)

 Source:Infopalestina

Batu Jamma’in: Emas Putih Hidupkan Kembali Ekonomi Negeri

Minggu, 20 November 2016 15.03

Di arah selatan Nablus, setiap hari puluhan buldoser dan mesin-mesin penggali besar bekerja giat membelag gunung dan menggalinya, mengambil batu-batu putih dari gunung desa Jamma’in. Untuk selanjutnya truk-truk besar mengangkutnya ke pabrik-pabrik dan pemotongan batu; dalam memamurkan dan mengembangkan ekonomi tanpa lelah dan tiada henti.
Di desa Jamma’in tersedia banyak batu putih yang banyak diminati dalam pembangunan. Sebagian warga menyebutnya dengan tambang putih atau emas putih. Batu Jamma’in menjadi terkenal dan masyhur karena kualitasnya dan kemampuannya menjaga warna dan bentuk, dan air juga tidak mampu menembusnya.
Sumber Pendatapan
Kepala Desa Jamma’in, Ashim Haj Asad, menegaskan banyak kalangan masyarakat mulai dari pekerja, seniman, sopir dan tukang bekerja di gunung, di tambang, di pemotongan batu dan di pabrik-pabrik batu, baik di dalam ataupun di luar Jamma’ain. Batu  Jamma’in menjadi sumber pendapatan besar bagi desa Jamma’in dan memiliki kekhasan bangunannya dengan keindahan dan warna putih karena dibangun dari batu tambang.
Para pemilik tambang dan perajin batu tidak pernah terbayang untuk mengekspor batu Jamma’in ke luar negeri, karena tidak mungkin mendapatkan izin dari penjajah Zionis. Karena penjajah Zionis memperketat penerbitan izin dan berusaha memprovokasi para pemilik pabrik dan tambang serta menerapkan pajak untuk ekspor ke luar negeri.
Seorang pemilik tambang batu Jamma’in, Ahmad Salamah, mengatakan bahwa pertambangan batu ini memberikan keuntungan yang besar khususnya kepada para penjamin dan kontraktor, terlebih apabila batunya dari jenis batu istimewa.
Terkait dengan jaminan dan sewa tanah pertambangan, Ahmad Salamah mengatakan, “Sewa tanah satu hektar kadang-kadang seharga puluhan ribu dinar, tergantung pasokan dan permintaan, kadang-kadang bisa lebih dari 60 ribu dinar.
Seorang pengusaha dari Ramallah, Shabri Amarinah, menegaskan lebih memilih batu Jamma’in untuk membangun rumah besarnya. Dia mengatakan, “Batu Jamma’in adalah jenis batu putih yang paling berkualitas. Terkenal dengan kekuatannya dan tidak tembus air. Karena itu pada tahun 2016 ini kami melihat banyak bangunan di Ramallah dibangun dari batu tersebut, kami tidak memilih yang lainnya. Semua kontraktor bangunan lebih memilihnya.”
Dukung Ekonomi Nasional
Industri batu di Palestina menduduki peran penting dalam mendukung ekonomi nasional. Di mana industri batu dan marmer memberikan sekitar 700 juta dolar setiap tahun bagi ekonomi Palestina. Belum lagi ribuan pekerja yang terlibat dan dipekerjakan dalam industri ini, menurut data dari departemen ekonomi Palestina.
Data Persatuan Industri Batu dan Marmer menyebutkan bahwa Palestina menghasilkan lebih dari 1,8% produk batu dunia dan berandil memberikan kontribusi 4,5% produk nasional bruto dan 26% dari total ekspor Palestina; meskipun penjajah Zionis merintanginya dan memberlakukan pajak besar, dan industri batu memberikan kontribusi sekitar 5% dari perekonomian Palestina secara keseluruhan.
Berdasarkan data, di sektor ini bekerja lebih dari 25 ribu pekerja secara langsung dan ribuan lainnya di sektor pendukung. Penjualan mencapai ratusan juta dolar. Di Palestina ada sekitar 1000 fasilitas penambangan dan penghancur batu. 

source : (was/melayu.palinfo.com)

Menang, Setelah Mogok 70 Hari Penahanan Kayid Tak Diperpanjang

Jumat, 02 September 2016 11.41

Tawanan Palestina Bilal Kayid menangguhkan mogok makan yang dilakukan setelah dicapai kesepakatan di mana pihak kejaksaan Zionis berjanji tidak akan memperpanjang penahannya sebagai tahanan administratif (tanpa tuduhan dan proses hukum) yang berakhir masa penahanannya pada 12 Desember 2016 nanti.
Pengacara Kayid, Sahara Francis menyatakan, telah dicapai kesepakatan antara tim pembela Bilal Kayid dengan kejaksaan Zionis. Namun dia tidak menjelaskan detail tentang kesepakatan ini. Yayasan HAM Adh-Dhamir mengonfirmasi adanya kesepakatan ini dan hasil rincinya akan dirilis kemudian.
Bilal Kayid, yang kini masih mendekam di penjara Zionis, mengumumkan mogok makan sebagai protes karena perpanjang penahanan dirinya sebagai tahanan administratif setelah menjalani penahanan selama 14,5 tahun di penjara Zionis. Dan dia terus melakukan aksi mogok makan selama lebih dari dua bulan beruturt-turut.
Siapa Bilal Kayid? Tawanan Palestina ini lahir pada 30 November 1981 di desa Usairat di utara pinggiran propinsi Nablus.
Dia ditangkap dan ditahan pada tahun 2001 dan divonis penjara 14,5 tahun. Selama penahanannya, dia berpindah-pindah di antara penjara-penjara Zionis. Mayoritas anggota keluarganya tidak boleh mengunjunginya. Ayahnya meninggal pada Februari 2015 lalu.
Pada September 2015, otoritas penjajah Zionis memerintahkan agar Kayid dimasukkan dalam sel isolasi secara tiba-tiba di penjara Zionis Oohli Kedar tanpa diketahui sebabnya.
Pada 13 Juni lalu masa penahanan Kayid berakhir setelah mendekam selama 14,5 tahun. Namun di hari berakhirnya masa tahanan Kayid, otoritas penjajah Zionis mengeluarkan perintah penahanan Kayid sebagai tahanan administratif selama 6 bulan berikutnya.
Kalangan Palestina menilai, kesepakan yang dicapai pihak Kayid dengan kejaksaan penjajah Zionis ini merupakan kemenangan gerakan tawanan dalam menghadapi arogansi penjajah Zionis, yang bertindak sewenang-wenang terhadap tawanan Palestina. (asw)

Israel Tangkap 21 Wanita dan Remaja 3 Diantaranya Dibawah Umur

Selasa, 02 Agustus 2016 23.32

Juru bicara pusat kajian tawanan, Riyadh Al-Asyqar menyebutkan, pihaknya memantau ada 21 kasus penangkapan terhadap ibu-ibu dan para gadis Palestina selama bulan Juli kemarin. Lima penangkapan terjadi pada istri dan ibu-ibu para tawanan di dalam penjara Zionis, dalam kebijakanya memenjarakan para wanita serta para gadis Palestina.
Ia menjelaskan, diantara aksi penangkapan yang mereka lakukan terjadi pada tiga gadis Palestina dibawah umur. Seperti Syifa Said (16 tahun) asal Hebron. Baru dibebaskan setelah beberapa jam ditahan di Ramaidah, Sundus Abdul Hamid (15 tahun) ditangkap di perlintasan militer dekat Ibrahimi dengan dakwaan membawa pisau.  Ia kemudian dibebaskan pada hari berikutnya. Terakhir, Nabil Rajbi (17 tahun). Ia ditangkap di dekat Al-Haram Al-Ibarihimi dan dibebaskan setelah ditahan beberapa jam lamanya. (asy/melayu.palinfo.com)

Tahun Ke 2 Intifadhah, 17 Wartawan Gugur Oleh Zionis

Minggu, 31 Juli 2016 23.18

Pusat infopalestina bekerja sama dengan puluhan wartawan dan aktvis media menggelar aksi di depan kantor koresponden Sami di Gaza, dalam rangka memperingati tahun kedua gugurnya 17 rekan mereka sejak perang musim panas 2014 lalu.
Dalam hal ini, forum media Palestina menyerukan semua pihak medukung keluarga wartawan yang telah gugur di tangan Zionis. Mereka juga menyerukan agar pelaku kajahatan perang ini diajukan ke pengadilan internasional atas kebiadabanya terhadap para wartawan dan menjadikan mereka sebagai target . Selain itu, mereka meminta agar Israel diusir dari semua level internasional yang berkepentingan terhadap kebebasan pers dan wartawan.
Mereka juga meminta semua organisasi internasional khususnya persatuan wartawan Internasional serta semua organisasi terkait untuk melakukan tanggung jawabnya intervensi secepatnya mendesak agara Israel membebaskan semua tawanan yang ditahan di penjara.
Di sisi lain, lembaga ini mengucapkan terima kasih kepada para wartawan Palestina di Tepi Barat atas aksinya melanjutkan tugasnya sejak awal intifadhah Al-Quds dalam membongkar kejahatan selama ini pada para wartawan serta kebijakanya menutup radio dan kantor wartawan di Tepi Barat. (asy/melayu.palinfo.vom)

Kabar Dunia

 

© Copyright H2 Media 2015 -2016 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.