News Update :

Nasional

Kabar Daerah

Pendidikan

Pemilu

Tampilkan postingan dengan label etnis rohingya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label etnis rohingya. Tampilkan semua postingan

Demi Muslim Rohingya, Wakil PM Turki akan Kunjungi Bangladesh

Rabu, 27 September 2017 00.15

ecep Akdag, Wakil PM Turki. (aa.com.tr/ar)
Ankara. Wakil Perdana Menteri (PM) Turki, Recep Akdag, berencana akan mengunjungi Bangladesh dalam waktu dekat. Disebutkan, tujuan kunjungan ini adalah untuk melihat langsung keadaan Muslim Rohingya yang melarikan diri dari tanah airnya.
Dilansir dari aa.com.tr/ar, Selasa (26/09/2017), rilis Kemenlu Turki menyebut jumlah Muslim Rohingya yang mengungsi di Bangladesh mencapai 436 ribu. Jumlah itu hanya terjadi sejak tanggal 25 Agustus hingga saat ini.
Rilis Kemenlu juga menyebutkan, Turki sejak hari pertama terjadi pembantaian terus melakukan upaya-upaya untuk menghentikan krisis kemanusiaan yang terjadi di Provinsi Rakhine, Myanmar.

“Upaya Turki membuahkan hasil yang positif,” lanjut rilis Kemenlu. Di antaranya adalah tercapainya konsensus dari masyarakat internasional tentang pentingnya solusi abadi bagi Muslim Rohingya. Juga pentingya menghentikan pertikaian di Rakhine, menjamin sampainya bantuan kemanusiaan dan mengembalikan pengungsi ke wilayah mereka secara aman.
Rilis juga mengungkap bahwa Wakil PM Turki akan berkunjung ke Bangladesh dalam waktu dekat. Tujuannya adalah untuk melihat langsung kamp-kamp pengungsian, dan meninjau distribusi bantuan yang dilakukan lembaga-lembaga Turki. (whc/dakwatuna)
Sumber: Dakwatuna

Bahas Rohingya, Erdogan Telepon Sejumlah Pemimpin Negara

Minggu, 03 September 2017 21.35

ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melanjutkan pembicaraan diplomasi via telepon dengan beberapa pemimpin negara membahas krisis Rohingya di Myanmar. Dalam pembicaraan ini, Erdogan menekankan pentingnya kerja sama untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan yang dialami Rohingya. 


Dalam panggilan terbarunya, Erdogan telah menghubungi Presiden Kazakhstan Nursultan Nazabayev, Presiden Senegal Macky Sall, dan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari. Dalam pembicaraan dengan Buhari, Erdogan tak lupa menyampaikan harapan yang terbaik untuk kesehatannya. Buhari diketahui telah menjalani perawatan intensif karena penyakit keras yang diidapnya.

"Pemimpin Turki (Erdogan) juga bertukar salam Idul Adha dengan Presiden Buhari. Kedua pemimpin saling berharap kesehatan dan kesuksesan dalam usaha mereka serta menyampaikan salam dan harapan mereka kepada  warga negara sahabat mereka," ungkap juru bicara Presiden Buhari, Garba Shehu, seperti dilaporkan laman Hurriyet Daily News, Ahad (3/9). 


Awal pekan ini, Erdogan juga telah membahas krisis Rohingya dengan pemimpin sejumlah negara. Antara lain dengan Pakistan, Iran, Mauritania, Qatar, Arab Saudi, Kuwait, Azerbaijan, dan Bangladesh. 



Sebelumnya Erdogan telah menyatakan bahwa kematian ratusan warga Rohingya di Myanmar selama sepekan terakhir merupakan genosida. "Telah terjadi genosida di sana. Mereka tetap diam terhadap ini. Semua yang melihat dari jauh, genosida ini dilakukan di bawah kerudung demokrasi," kata Erdogan beberapa waktu lalu. 



Turki diketahui cukup konsen terhadap isu dan krisis Rohingya Myanmar. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu bahkan telah menyerukan kepada Bangladesh agar membuka pintu perbatasannya dan mengizinkan pengungsi Rohingya memasuki negara mereka. 

Seruan ini dilakukan oleh Bangladesh. Pada Sabtu (2/9) berkaitan atau tidak dengan seruan Cavusoglu, pasukan keamanan Bangladesh di zona perbatasan dengan Myanmar mengizinkan pengungsi Rohingya untuk memasuki negara mereka. Ribuan pengungsi pun segera menyeberang menuju Bangladesh untuk menyelamatkan diri dari tindak brutal militer Myanmar.

sumber :republika

Kebakaran di Rakhine Meluas

Selasa, 29 Agustus 2017 22.07

RAKHINE -- Data satelit yang diakses oleh badan HAM menunjukkan, kebakaran meluas di setidaknya 10 wilayah di negara bagian Rakhine menyusul sebuah tindakan militer terhadap populasi Muslim Rohingya di negara itu.
Warga dan aktivis menuduh tentara Myanmar menembak tanpa pandang bulu pada pria Rohingya yang tidak bersenjata, wanita, dan anak-anak. Mereka juga melakukan serangan pembakaran.
Namun, pihak berwenang di Myanmar mengatakan, hampir 100 orang telah terbunuh sejak Jumat pekan lalu ketika orang-orang bersenjata, yang dilaporkan berasal dari Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), melancarkan serangan pra-fajar di pos terdepan polisi di wilayah yang bergolak.
Pihak berwenang Myanmar mengatakan, ekstremis Rohingya melakukan pembakaran saat berperang dengan pasukan Pemerintah Myanmar. Sedangkan, warga Rohingya telah menyalahkan tentara yang melakukan pembunuhan di luar hukum.
Juru Bicara Pemerintah Myanmar tidak bisa segera dihubungi untuk memberikan komentar.
"Pemerintah Burma harus memberikan akses kepada pemantau independen untuk menentukan sumber-sumber kebakaran dan menilai dugaan pelanggaran hak asasi manusia," kata Human Rights Watch (HRW), Selasa, (29/8).
HRW mengatakan, kebakaran telah menghancurkan 100 km tanah. Area yang lebih besar dari yang terbakar saat tindakan keras oleh militer Myanmar setelah serangan oleh militan Rohingya pada bulan Oktober 2016. Data dari HRW menyebutkan sekitar 1.500 bangunan hancur. 

Sumber : Reuters /ROL

Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar untuk Rohingya

Senin, 21 November 2016 18.16


JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) akan fokus membantu anak-anak korban kekerasan sektarian di Rakhine, Myanmar. Bantuan tersebut akan difokuskan di bidang pendidikan. Dompet Dhuafa juga akan menyalurkan bantuan senilai Rp 1 miliar kepada para korban konflik.


"Kami berkomitmen untuk membantu sekitar Rp 1 miliar untuk masyarakat Rohingya yang menjadi korban konflik saat ini," kata Direktur Utama Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan, kepada Republika, Senin (21/11).



Dikatakan Imam, Dompet Dhuafa sudah mempunyai School for Refugees asal Myanmar di Kota Langsa, Provinsi Aceh. Saat ini, Dompet Dhuafa juga sedang melakukan kampanye publik untuk penyadaran kepada masyarakat Indonesia dan dunia, bahwasanya isu kemanusiaan Rohingya merupakan isu bersama.



Dompet Dhuafa juga memiliki mitra jaringan kerja di Myanmar yang selama ini membantu menyalurkan amanah masyarakat Indonesia melalui Dompet Dhuafa. Mereka telah membantu mengimplementasikan bantuan di wilayah Rakhine, yakni wilayah tempat tinggal Etnis Rohingya. 



"Dalam waktu dekat, relawan-relawan Dompet Dhuafa juga akan diberangkatkan ke Myanmar untuk memperkuat tim relawan lokal yang sudah ada di sana," ujarnya.



Menurut Imam, tim dari Indonesia akan memantau level keamanan untuk akses masuk bantuan di Rakhine. Kendati demikian, Dompet Dhuafa juga berharap negara-negara Islam dan lainnya dapat membantu Muslim Rohingya. 



Dikatakan Imam, negara-negara Islam dan yang lainnya termasuk Indonesia sebaiknya bisa mengambil proporsi peran Government to Government. Mereka bisa menekan Pemerintah Myanmar bersama-sama.

source; republika.co.id

Ini Gambaran Pembantaian Militer Myanmar Terhadap Muslim Rohingya

Minggu, 20 November 2016 00.18


SITTWE -- Dalam sebuah video terlihat rumah-rumah suku Rohingya dihancurkan dan dibakar oleh militer Myanmar. Mayat-mayat suku Rohingya terlihat bermunculan dari dalam lumpur dan abu. 

Pemandangan yang sangat kejam dan mengerikan sebagai gambaran genosida militer Myanmar terhadap suku Rohingya di utara Rakhine. Human Rights Watch (HRW) menyatakan, ratusan rumah suku Rohingya di desa-desa dihancurkan hingga luluh lantak oleh militer Myanmar. 

Ini menimbulkan kekerasan yang terus-menerus antara militer Myanmar dengan suku Rohingya. Kekejaman militer Myanmar sudah di luar batas kemanusiaan. 

Pemerintah Bangladesh mengatakan, puluhan suku Myanmar banyak yang menyeberang ke Bangladesh dari perbatasan Myanmar. Mereka berusaha melarikan diri dari militer Myanmar.

Sebuah gambar satelit menunjukkan militer Myanmar menghancurkan desa Kyet Yoe Pyin yang penduduknya merupakan suku Rohingya. Kekerasan pada awal Oktober menunjukkan sejumlah tentara dan polisi Myanmar dibunuh oleh 300 kelompok pria bersenjata. 

Kekerasan terus terjadi di Myanmar yang dipicu oleh kekejaman militer dengan membunuh puluhan suku Rohingya dan menangkan 230 suku Rohingya. Menurut HRW, kematian akibat kekerasan militer terhadap suku Rohingya bisa mencapai ratusan jiwa lebih.

Rakhine merupakan tempat tinggap suku Rohingya yang beragam Islam di Myanmar. Mereka terus mengalami represi dan diskriminasi dari Pemerintah Rohingya walaupun sesungguhnya mereka merupakan penduduk Myanmar.

Saat ini militer menduduki 25 persen kursi di Parlemen Myanmar. Kekuasaan mereka masih sangat kuat dalam mengontrol Myanmar.

Pendiri Fortify Rights di Bangkok, Matthew Smith mengatakan, Pemerintah Myanmar terus-menerus menyangkal kalau mereka telah melakukan pelanggaran HAM berat terhadap kelompok minoritas Myanmar, suku Rohingya. "Jika pelanggaran HAM dilakukan oleh pemerintah maka setiap orang di negara tersebut seharusna mulai memperhatikan," katanya seperti dilansir CNN, Jumat, (18/11).

Mantan Sekjen PBB Kofi Annan mengatakan, jika kekerasan dan represi terhadap suku Rohingya di Rakhine terus-menerus dilakukan oleh Myanmar maka negara tersebut akan mengalami ketidakstabilan. 

Utusan PBB Zainab Hawa Bangura mengatakan, pemerkosaan dan kekerasan terhadap wanita dan gadis-gadis Rakhine merupakan bagian dari kekerasan yang berdasarkan kebencian terhadap suku tertentu. Ini sangat mengerikan.

Juru Bicara Kepresidenan Myanmar Zaw Htay mengatakan, militer tak membakar dan menghancurkan rumah-rumah suku Rohingya. Mereka juga tak memperkosa wanita Rohingya. "Kami akan bekerja sama dengan media untuk membahas isu-isu yang sensitif di masa depan," ujarnya.

Kabar Dunia

 

© Copyright H2 Media 2015 -2016 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.