News Update :

Nasional

Kabar Daerah

Pendidikan

Pemilu

Tampilkan postingan dengan label Sumut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sumut. Tampilkan semua postingan

Hadi Mulyadi Siap Sejahterakan Kalimantan Timur

Rabu, 27 Desember 2017 21.07

Jakarta (27/12) -- Bakal calon wakil gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi menyatakan kesiapan dirinya untuk membawa Kalimantan Timur yang lebih sejahtera.
Hal ini disampaikan Hadi setelah pengumuman Pasangan bakal calon gubernu dan wakil gubernur oleh Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman, Kamis (27/12/2017) di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan.
"Saya siap menerima keputusan Presiden PKS, dan siap menjalankan kepercayaan ini. Kami siap berjuang bersama untuk membawa Kalimatan Timur yang lebih sejahtera," ungkap Hadi.
Sebagai salah satu putra daerah asli Kalimantan Timur, Hadi akan fokus pada masalah kesejahteraan rakyat dan pengelolaan sumber daya alam. Menurutnya, kekayaan tersebut dapat diolah untuk memajukan perekonomian masyarakat.
"Kita berharap, masyarakat bisa lebih sejahtera menikmati kekayaan alam Kaltim dan dapat mengolah kekayaan tersebut dengan bijak untuk kesejahteraannya," tambah lelaki yang juga menjadi Anggota DPR RI periode 2014-2019 dari Fraksi PKS.
Pada Pilgub Kaltim Koalisi PKS, PAN dan Gerindra sepakat mengusung Isran Noor - Hadi Mulyadi untuk maju dalam pesta demokrasi Kalimantan Timur 2018.
sumber :pks.id

Polisi Tembak Mati Dua Bandar Narkoba Asal Aceh

Minggu, 04 Juni 2017 18.03

ilustrasi
MEDAN – Tim Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatra Utara (Sumut) menembak mati dua bandar narkoba asal Provinsi Aceh dan mengamankan barang bukti berupa lima kilogram sabu-sabu. Dalam paparan di RS Bhayangkara Medan, Ahad (4/6), Kapolda Sumut Irjen Polisi Rycko Amelza Dahniel mengatakan, penembakan yang terjadi pada Sabtu (3/6) dilakukan karena keduanya berupaya melawan dengan sesuatu yang diduga senjata api ketika akan ditangkap.
Kedua bandar yang tewas ditembak itu adalah Mahdi alias Panglima Mahdi (43), warga Dusun Kuta Peutek, Desa Gureb Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh dan Zahri S (39), warga Deaa Kambam, Kecamatan Muara Baru. Sedangkan satu lagi tersangka yang ikut ditangkap tetapi tidak tertembak adalah Ridwan (43), warga Dusun Ingin Jaya, Desa Uram Jalan, Kecamatan Banda Alam.
Selain lima kg sabu-sabu, polisi juga mengamankam barang bukti lain berupa satu unit mobil bernomor polisi BK 38 DI dan satu pucuk senjata api genggam. Rycko menjelaskan, penangkapan bandar narkoba tersebut berawal dari informasi bakal adanya pengiriman narkotika golongan 1 jenis sabu-sabu dari Aceh menuju Sumut.
Setelah melakukan penyelidikan dan mengimpulkan informasi, diketahui adanya sebuah mobil dari Aceh dengan nomor polisi BK 38 DI melewati Besitang, Kabupaten Langkat dan berada di kawasan tol Tanjung Mulia, Medan. Ketika dikejar dan mobil tersebut diadang, para penumpangnya berupaya melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata api sehingga personel Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut melakukan tindakan tegas/sumber: antara/rol

Ini Kronologi Merliana Minta Stop Suara Adzan di Tanjung Balai

Selasa, 02 Agustus 2016 23.10

Foto depan Masjid al-Makshum Tanjungbalai Sumatera
Peristiwa kerusuhan yang terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, pada Jum’at malam hingga Sabtu  (29-30 Juli 2016) dini hari, dipicu oleh keberatan dari seorang warga Tionghoa bernama Merliana terhadap suara adzan dari masjid Al-Makshum.
Sekretaris Badan Kemakmuran Masjid (BKM), Dailami menuturkan, bahwa sudah sejak lama Merliana melakukan protes terhadap suara yang keluar dari pelantang masjid.
“Terakhir, 5 hari sebelum kerusuhan dia (Meriana, red) menyampaikan keberatannya soal suara dari masjid,” ujarnya kepada hidayatullah.com di Tanjungbalai, Senin (01/08/2016).
Namun setelah melaksanakan sholat maghrib pada Jum’at (29/07), dirinya bersama seorang pengurus masjid lain bernama Haristua Marpaung memutuskan untuk mendatangi rumah Merliana yang berada persis di depan Masjid Al-Makshum, guna menanyakan ihwal kebaratannya tersebut.
Namun, kata Dailami, setelah membuka pintu, Meriana justru menjawab pertanyaan dirinya dan Haristua dengan nada yang dinilai menantang.
“Itu bising kami terganggu. Kau tahu! Pekak telingaku dengar suara dari corong tu, tak tentram aku,” ucapnya dengan logat Medan menirukan Merliana.
Sejurus kemudian, sambungnya, ikut keluar juga dari rumah Meriana, anak laki-laki dan suaminya.
“Anaknya juga menantang. Kalau suaminya dia justru minta maaf,” diakui Dailami.
Ia mengungkapkan, cekcok tersebut cukup mengundang kemarahan jamaah. Bahkan, kata dia, sampai pak Zul (penggilan salah seorang pengurus masjid yang dituakan dan dikenal pendiam) juga ikut kesal dengan perkataan Merliana hingga mengeluarkan kata-kata makian.
Kejadian itu, tambah Dailami, sekaligus menyulut keramaian warga yang juga dikarenakan posisi tempat mereka adu mulut berada tepat di pinggir jalan.
Akhirnya setelah sholat Isya, ia menceritakan, bahwa pihak Kepala Lingkungan (Kepling) memutuskan membawa Meriana beserta suami dan anaknya ke kantor lurah untuk menyelesaikan perkara tersebut.
Disana, papar Dailami, juga hadir pengurus masjid atau BKM, lurah, beberapa polisi dan koramil.
“Tapi rupanya Merliana tetap ngotot tidak mau minta maaf dan meminta masjid berhenti melantangkan suara adzan,” katanya.
Kemudian dikarenakan pertemuan tersebut buntu dan tak membuahkan kesepatakan. Ditambah kondisi massa yang sudah semakin memanas. Dailami mengatakan, proses mediasi dibawa ke Polres Tanjungbalai dengan dipimpin langsung oleh Wakapolres serta dihadiri Ketua MUI Tanjungbalai.
Tetapi, lanjutnya, sebelum sempat berpindah ke Polres Tanjungbalai. Didapatkan informasi bahwa rumah Merliana sudah diserang massa. Terjadi pelemparan dan pembakaran.
Sahrir Tanjung, salah seorang imam masjid Al-Makshum yang rumahnya tak jauh dari rumah Merliana, saat terjadi penyerangan mengaku, berusaha menghentikan massa yang membakar rumah Merliana.
“Untung api tidak sempat besar, karena kita juga takut, kan disamping rumah Merliana itu ada tabung (agen gas elpiji), kalau meledak macam mana,” ujarnya terpisah kepadahidayatullah.com di rumahnya.
Menurut Sahrir, karena merasa tak puas, massa pun akhirnya melanjutkan penyerangan dan aksi pembakaran ke Vihara dan Klenteng yang berada di sekitar Kota Tanjungbalai.
Data yang dihimpun hidayatullah.com di lokasi, terdapat 15 Vihara, Klenteng dan Yayasan Sosial yang dirusak massa. Terdiri dari 6 terbakar, 5 rusak berat, dan 4 rusak ringan. 
sumber :hidayatullah

Kabar Dunia

 

© Copyright H2 Media 2015 -2016 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.